Kajian Hermeneutika
Kajian hermeneutika adalah salah satu kajian selain kajian semiotika, kata hermeneneuein sangat berkaitan erat dengan nuansa zaman yunani kuno. Di Yunani ada seorang tokoh yang bernama Hermes yang ditugaskan sebagai pembawa pesan untuk disampaikan kepada manusia, pesan yang dibawa merupakan risalah dari dewa dewa yang ditunjukkan kepada manusia.
Hermeneutika
di masa lalu memiliki arti sebagai sejumlah pedoman untuk pemahaman teks -teks
yang bersifat otoratif, seperti dogma dan kitab suci. Ini berarti, hermeneutika
tidak lain dalah menafsirkan berdasarkan pemahaman yang sangat mendalam. Pada
masa itu ilmu memang semakin menjadi positiv yang mandul karena subjektiv yang
sulit dipertahankan. Konsekuensinya, munculah beberapa tokoh yang mencoba
menawarkan alternatif, diantaranya yaitu Husserl.
Dalam perkembangannya, banyak tokoh yang turut andil dalam perkembangan hermeneutika. Diantaranya: Friedrich Schleiermacher, yang mengeksplorasi hakikat pemahaman yang sebenarnya tidak hanya dalam kaitannya dengan teks-teks suci, tetapi juga dalam kaitannya dengan semua teks manusia dan cara-cara komunikasi. Penafsiran tekstual harus ditangani dengan penataan konten dalam istilah yang dapat dipahami untuk mengatur konten. Schleiermacher membedakan antara penjelasan gramatikal dan psikologis.
Menurut wolf (via palmer 2005: 96), menyatakan
bahwa, hermeneutika adalah sesuatu yang praktis, sebuah bentuk kebijaksanaan
untuk mempertemukan problem-problem spesifik interprestasi. Perkembangan
hermeneutika sebagai ilmu interprestasi melahirkan pakar teori yang menawarkan
berbagai metode dalam melakukan interprestasi terhadap sebuah teks, tergantung
konteks lahirnya teori atau metode penafsiran tersebut.
Muslih
(2004: 152) memahami hermeneutika sebagai sebuah filsafat yang memusatkan
bidang kajiannya pada persoalan, “understanding of understanding” (pemahaman
terhadap pemahaman) terhadap teks kitab suci, yang pemaknaanya bergantung dari
kurun waktu, tempat, serta situasi sosial yang asing bagi pembacanya. Pada
awalnya objek pengkajian hermeneutika hanya berfokus pada teks-teks yang
bersifat religi saja. Seseorang yang melepas hermeneutika dari konteks pengkajiannya
terhadap teks religi adalah Schleiermacher. Schleiermacher adalah seorang tokoh
yang lahir pada zaman romantik di Jerman.
Hermeneutika
sebagai ilmu interprestasi, mempunyai peran penting terhadap karya sastra. Pada
hakikatnya karya sastra merupakan sebuah kekreatifan manusia dalam menciptakan
sesuatu yang bersifat mimesis.
Komentar
Posting Komentar