Postingan

Latar Belakang Penulisan Kajian

S emiotik merupakan hakikat perihal keberadaan suatu tanda, dimana semiotika berbicara soal persepsi dan pandangan hidup perihal realitas, yang dikonstruksikan oleh kata, kalimat dan tanda-tanda lain yang dipergunakan dalam kehidupan sosial.  Tanda itu membentuk pandangan manusia, lebih dari sekedar menafsirkan kenyataan yang ada. Tradisi semiotika melingkupi teori utama yang bagaimana tanda mewakili sebuah objek, gagasan, keadaan, rasa dan seluruhnya yang berada diluar jangkauan diri. Kajian semiotika membagi dua jenis semiotika, yaitu komunikasi dan signifikasi. -Semiotika komunikasi merujuk pada teori perihal pembentukan tanda yang salah satunya adalah Menstimulus enam faktor dalam komunikasi, yaitu sang pengirim, penerima tanda pesan, jaringan komunikasi, dan acuan (sesuatu yang direncanakan) dan juga memberi perubahan pada teori tanda dan pemahaman dalam suatu gagasan tertentu.  -Semiotika signifikasi tidak mempermasalahkan adanya tujuan komunikasi, Yang diutamakan dari signifikan

Lukisan Tari Bedhaya Ketawang

Gambar
Disini sang maestro Srihadi Soedarsono mengambil tema perihal Tarian Bedhaya Ketawang yang sangat erat dengan Kehidupan dan karyanya, kebanyakan karya beliau dibentuk oleh akar budaya dan sejarah Jawa. Dengan latar belakang budaya, sosial dan pendidikan yang unik, Srihadi memahami filosofi Jawa yang menjelaskan seluruh aspek siklus kehidupan yang bergerak dinamis yang berakhir kembali kepada Sang Pencipta, Yaitu Tuhan   Dalam lukisan Tarian Bedhoyo yang merupakan tarian klasik jawa di Keraton Surakarta Hadiningrat, Srihadi ingin menjelaskan bahwa tarian ini merupakan tari magis-religius, Tari Bedhaya Ketawang menjadi tari suguhan yang sakral, sakral berarti suci yang menyangkut Ketuhanan, penari Bedhaya Ketawang harus masih perawan dan keadaan suci, dikatakan sakral karena Tari Bedhaya Ketawang disucikan dan juga dipagelarkan sewaktu jumenengan dan hanya boleh ditarikan di dalam keraton.   Sakral memiliki simbol bahwa segala sesuatu yang menyangkut dengan Tuhan harus dalam kadaan yang

Objek Kajian Semiotika Lukisan "Tjap Go Meh" (Karya Sindu Sudjojono, 1940)

  Pendahuluan Sindudarsono Sudjojono  lahir dari keluarga transmigran asal Pulau Jawa, Mei 1913, ia  adalah seorang maestro seni rupa Indonesia asal Sumatra Utara.  Ia dijuluki sebagai Bapak Seni Rupa Modern Indonesia, karena Sudjojono adalah seniman pertama Indonesia yang memperkenalkan modernitas seni rupa Indonesia sesuai dengan fakta yang ada.  Sewaktu kecil, Sudjojono mengenyam pendidikan di Hollandsch Inlandsche School atau sekolah kolonial Belanda, tahun 1925.  Setamatnya dari HIS, ia lanjut bersekolah di Sekolah Menengah Pertama di Cimahi dan menyelesaikan sekolah guru di Taman Guru, Perguruan Taman Siswa, Yogyakarta. Sewaktu di Yogyakarta, ia sempat belajar sebagai montir sebelum belajar melukis kepada RM Pirngadie selama beberpa bulan. Kemudian, ketika berada di Jakarta, Sudjojono belajar kepada pelukis Jepang, Chioyi Yazaki.  Setelah belajar melukis, Sudjojono akhirnya memutuskan untuk melanjutkan kariernya sebagai seorang pelukis.  Ia menjadi pelukis dan juga pemikir yang m

Seperti Gembira Dalam Sunyi

Gambar
  B agi semua orang keramaian mungkin menjadi sesuatu yang membahagiakan, namun dimata seorang remaja yang menginjak dewasa ini keramaian adalah hal yang menambah rasa sunyi yang ada dalam dirinya. Ini tentang seni yang terbentuk abstrak, saling bertabrakan membentuk sebuah ciri di dalam suatu ruangan, ibarat kegembiraan dan keramaian di dalam suatu lingkup. Seni yang dituangkan di dalam ruangan, di pamerkan di dalam galeri. Di suatu hari saya tertarik dengan pameran yang dijadwalkan di Galeri Nasional Indonesia, saya penasaran tentang seni yang dipamerkan oleh Otty Widasari. Banyak hal yang menarik menurut saya, tentang film yang dibuat dengan sentuhan ketenangan jiwa, mendesain ruangan dengan lakban yang saling bertabrakan tanpa arah satu sama lain tak bertemu namun saling melengkapi, seperti menggambarkan keramaian dalam ruang hampa, berisikan tulisan sejarah, tulisan sindiran kritis dan tulisan penyemangat tentang kehidupan. Saya tertarik menyampaikan ini karena, di dalam kesunyian

Review Penelitian Seni Rupa Dan Desain

Objek kajian Seni Rupa Dan Desain : Kajian Semiotik Pada Gara - Gara Pagelaran Wayang Kulit Dengan Judul "Bima Bungkus" Oleh Ki Enthus Susmono Pendekatan : Deskriptif kulaitatif                       Peneliti memberikan gambaran mengenai konsep semiotik tuturan dan lirik tembang dengan cara menyimak tayangan adegan Gara-gara dan menuliskan tuturan dan lirik tembang Gara-gara pada Pagelaran Wayang Kulit dengan judul “Bima Bungkus” oleh Ki Enthus Analisis : Pada jurnal tersebut membahas tentang tembang gara-gara,                     1) Pembacaan heuristik merupakan pencarian arti (tanda) secara leksikal atau tersurat. Dalam penentuan arti secara leksikal, peneliti dibantu dengan kamus dalam menentukan arti (tanda) dalam berbagai cara penentuannya menggunakan dua cara penentuan arti (tanda) pada tuturan dan tembang yaitu dengan:  a) melakukan penambahan kosakata, penambahan kosakata ditandai dengan pemberian tanda kurung dan tercetak tebal.  b) penggantian kosakata tidak baku me

Semiotika dalam kehidupan sehari hari

Semiotika Ferdinand De Saussure Pada kali ini saya akan menuliskan tentang semiotika dalam kehidupan sehari hari.  Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang  suatu tanda  (sign). Dalam ilmu komunikasi “tanda” merupakan sebuah interaksi  makna yang disampaikan kepada orang lain melalui tanda-tanda. Ferdinand de Saussure (1857-1913) memaparkan semiotika didalam Course in General Lingustics sebagai “ilmu yang mengkaji  tentang peran  tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial” Tentang tanda yang dapat dilihat atau diperhatikan contoh seperti ketika kita mengendarai kendaraan lalu berhenti di persimpangan karena lampu yang ada di depan kita sedang berwarna merah yang berarti adalah kita harus berhenti. Supaya tanda dapat di pahami secara benar membutuhkan  konsep yang sama agar tidak terjadi salah pengertian. Tidak dipungkiri masyarakat memang sering mempunyai pendapat masing - masing yang terkadang menjadi salah paham tentang apa yang kita sampaikan melalui tanda - tanda yang kita b

Kajian Hermeneutika

Kajian hermeneutika adalah salah satu kajian selain kajian semiotika, kata hermeneneuein sangat berkaitan erat dengan nuansa zaman yunani kuno. Di Yunani ada seorang tokoh yang bernama Hermes yang ditugaskan sebagai pembawa pesan untuk disampaikan kepada manusia, pesan yang dibawa merupakan risalah dari dewa dewa yang ditunjukkan kepada manusia. Hermeneutika di masa lalu memiliki arti sebagai sejumlah pedoman untuk pemahaman teks -teks yang bersifat otoratif, seperti dogma dan kitab suci. Ini berarti, hermeneutika tidak lain dalah menafsirkan berdasarkan pemahaman yang sangat mendalam. Pada masa itu ilmu memang semakin menjadi positiv yang mandul karena subjektiv yang sulit dipertahankan. Konsekuensinya, munculah beberapa tokoh yang mencoba menawarkan alternatif, diantaranya yaitu Husserl. Dalam perkembangannya, banyak tokoh yang turut andil dalam perkembangan hermeneutika. Diantaranya: Friedrich Schleiermacher, yang mengeksplorasi hakikat pemahaman yang sebenarnya tidak hanya dala