Review Penelitian Seni Rupa Dan Desain

Objek kajian Seni Rupa Dan Desain : Kajian Semiotik Pada Gara - Gara Pagelaran Wayang Kulit Dengan Judul "Bima Bungkus" Oleh Ki Enthus Susmono

Pendekatan : Deskriptif kulaitatif

                      Peneliti memberikan gambaran mengenai konsep semiotik tuturan dan lirik tembang dengan cara menyimak tayangan adegan Gara-gara dan menuliskan tuturan dan lirik tembang Gara-gara pada Pagelaran Wayang Kulit dengan judul “Bima Bungkus” oleh Ki Enthus


Analisis : Pada jurnal tersebut membahas tentang tembang gara-gara,

                1) Pembacaan heuristik merupakan pencarian arti (tanda) secara leksikal atau tersurat. Dalam penentuan arti secara leksikal, peneliti dibantu dengan kamus dalam menentukan arti (tanda) dalam berbagai cara penentuannya menggunakan dua cara penentuan arti (tanda) pada tuturan dan tembang yaitu dengan: 

a) melakukan penambahan kosakata, penambahan kosakata ditandai dengan pemberian tanda kurung dan tercetak tebal. 

b) penggantian kosakata tidak baku menjadi baku. 

                2) Pembacaan hermeneutik bertujuan untuk mengartikan tanda dengan pemberian tafsiran oleh peneliti. Jadi peneliti memberikan deskripsi-deskripsi yang didapatkan setelah membaca sebuah tuturan maupun tembang dari adegan gara-gara dalam pagelaran wayang kulit.

Kesimpulan yang dapat di peroleh dari jurnal tersebut yaitu menjelaskan tentang norma-norma sosial yang ada di dalam masyarakat melalui tembang gara-gara yang dibawakan oleh ki Enthus S

Apa yang menurutmu bisa di teliti dari jurnal tersebut : Tentang penyampaian-penyampaian pesan yang diberikan oleh dalang melalui tembang-tembang di dalam pentas wayangnya.


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Objek Kajian Seni Rupa Dan Desain : KALIMAT PASIF PERSONA DALAM BAHASA JAWA: SUATU TINJAUAN SEMIOTIK

Penelitian kalimat pasif persona dalam bahasa Jawa ini dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis data.


Analisis : Pada bagian ini dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan kalimat pasif persona dalam bahasa Jawa. Uraian pada bagian ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu tinjauan sintaktik terhadap kalimat pasif persona, tinjauan semantik terhadap kalimat pasif persona, dan tinjauan pragmatik terhadap kalimat pasif persona.

Dalam buku-buku tata bahasa tradisional bahasa Jawa, kalimat pasif persona lazim disebut kalimat pasif yang verba pengisi predikatnya berawalan tripurusa (dak/tak-, kok-, di-), yaitu utama purusa untuk kalimat pasif Kalimat Pasif Persona dalam Bahasa Jawa: ... (I. Prapto Baryadi ) 173 persona pertama, madyama purusa untuk kalimat pasif persona kedua, dan pratama purusa untuk kalimat pasif persona ketiga.

Kesimpulan berkenaan dengan pengungkapan maksud penutur menggunakan kalimat pasif persona dalam bahasa Jawa. Dari tinjauan sintaktik, kalimat pasif persona dapat dibedakan menjadi kalimat persona pertama, kalimat pasif persona kedua, dan kalimat pasif persona ketiga.

Apa yang menurutmu bisa di teliti dari jurnal tersebut adalah kita mempelajari kalimat-kalimat pesona bahasa jawa. Maksud itu terkait dengan struktur kalimat pasif persona.


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Objek Kajian Seni Rupa Dan Desain : TARI RAMO-RAMO TABANG DUO DI KECAMATAN SUNGAI PAGU, KABUPATEN SOLOK SELATAN

Metode : deskriptif interpreatif

Sebagai landasan untuk membahas gejala sosial yang berhubungan dengan bentuk dan makna tari Ramo Ramo Tabang Duo, digunakan beberapa teori atau pendapat, seperti teori Kebudayaan oleh E.K.M, Masinambow, Semiotika oleh Ferdinand de Sausure, teori bentuk oleh Y Sumandiyo Hadi dan teori lainnya yang relevan sesuai kebutuhan.

Analisis : 

1. Makna Religius Religius adalah kata dasar dari religi yang artinya kepercayaan akan adanya kekuatan adikodrati di atas manusia. Jadi religius bersifat religi atau keagamaan (KBBI,1995: 830). Dengan dasar ini manusia akan tunduk terhadap sesuatu yang tidak mampu dicernanya. Bagi umat Islam tentu saja. Garak Jo Garik/Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni : 30 segala sesuatu itu ada pada Allah yang telah menciptakan manusia, bumi dan langit. Segala yang berwujud akan dapat dimaknai oleh manusia yang bersifat religius termasuk berkesenian, khususnya tari Ramo Ramo Tabang Duo dengan segala petanda dan penandanya. Segala yang berwujud akan dapat dimaknai oleh manusia yang bersifat religius termasuk berkesenian, khususnya tari Ramo Ramo Tabang Duo dengan segala petanda dan penandanya

2. Makna Sosial Kata sosial berhubungan dengan masyarakat (KBBI, 1995: 958), oleh karenanya setiap gerak pada tari Ramo Ramo Tabang Duo , kecuali gerak sambah merupakan gambaran komunikasi antar sesama manusia dari hasil yang digerakkan, walaupun nama geraknya berangkat dari nama-nama binatang, hal ini tidak lain adalah cerminan dari pola kehidupan bermasyarakat.

3. Makna Estetik Dalam tari elemen –elemen estetis dapat diciri sebagai “kekuatankekuatan yang sungguh-sungguh”, atau lebih mengkhusus sebagai kekuatan ruang, kekuatan ritmis dan kekuatan gerak (Y. Sumandiyo Hadi, 2003: 45). Dalam hal ini keindahan gerak tari akan terlihat dari saluran gerak yang dihasilkan penari melalui keseimbangan pola gerak anggota tubuh sebagai cerminan nilai budaya yang dimiliki masyarakat. 

Apa yang menurutmu bisa di teliti dari jurnal tersebut adalah kita dapat lebih memahami tentang situasi tari Ramo Ramo Tabang Duo dengan makna-maknanya.


Anes Pritha Harisno_S4A_202046500051

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semiotika dalam kehidupan sehari hari

Objek Kajian Semiotika Lukisan "Tjap Go Meh" (Karya Sindu Sudjojono, 1940)

Kajian Hermeneutika